Selasa, 04 Desember 2007

Tiga hari sebelum keberangkatan: (lagi-lagi) mengenai kurangnya literatur desain lokal.















Hari ini pikiran saya terganggu oleh banyak hal. Salah kirim file, telat mulai briefieng - selama lebih dari satu jam, desainer yang ngebatalin janji-ngedadak lagi, dan kelakuan-kelakuan kecil anggota team yang bikin studio jadi mirip sarang penyamun. Awards terhadap gangguan mental yang paling berkesan hari ini sayangnya dipegang bukan oleh hal-hal tadi, melainkan ketika Ata - salah seorang residen bertanya disela-sela briefieng, "Ada nggak sih dokumentasi mengenai desain media di dan dari Indonesia ?". Dhuenggg!. Here come the Winner !!!. Saya agak kecut. Damn. Susah sekali mengelak dari kenyataan tipikal mengenai minimnya literatur desain lokal, dan bahwa wacana desain kita ini sampai saat ini sudah kadung jumud dengan cerita mengenai desainer terkenal, dengan kasus, sejarah dan konteks yang sudah pasti berbeda dengan apa yang kita temui disini, di Indonesia. Ada banyak , mungkin terlalu banyak, kasus desain media yang sampai saat ini tidak terdokumentasikan atau terbahas. Beberapa, kayak desain simbol reformasi, dan kasus desain kover majalah DR yang kontroversial masih sempat dibahas walaupun minim. Sebagia besar, bahkan untuk kasus sekaliber kampanye Keluarga Berencana yang fenomenal itupun berlalu begitu saja dengan sedikit sekali pembahasan.

Tapi hari ini saya sudah sangat kecapean, dan bisa jadi sudah sangat bosan dengan masalah minimnya literatur desain lokal. Tidak ada pilihan lain selain lagi-lagi membahas karya-karya nonprofit dari desainer diluar Indonesia yang memang ada dokumentasinya di salah satu buku studio. Pembahasan mengenai proyek desain birth control Gert Dumbar di Bangladesh, I Love New York Milton Glaser yang fenomenal itu, dan Merry in Kobe, proyek recovery pasca gempa Kobe dari Koji Mizutani - lah yang akhirnya banyak terbahas. Eksistensi literatur desain media lokal dalam briefieng hari ini hanya diwakili oleh e-book dengan kotak-kotak kosong tanpa ilustrasi dari Eddie Handono-owner studio Driya Media (anyway, thanx).

Untung saja beberapa hari sebelumnya saya sempat mencatatkan bagan khusus mengenai desain media yang saya tambahkan sebagai bagian detail dari literatur-literatur yang ada. Dan untungnya saya sudah pernah bertemu dengan pertanyaan seperti yang Ata lontarkan, sehingga briefieng hari ini tidak gagal total.

Yang jelas. Hari ini barangkali hari terakhir saya bisa bertemu dengan team residen, kecuali Wantoro, yang katanya, "kondisi saya lagi nggak asik habis begadang hebat karena pengen ngeberesin proyek-proyek yang bejibun sebelum berangkat ke tempat residensi".

Hari ini bisa jadi hari terakhir saya bisa berdiskusi secara langsung sebelum hari Senin dan selanjutnya, jarak, dan seabrek kesibukan residensi membuat pertemuan langsung menjadi tidak mungkin. Ah, mudah-mudahan saja briefieng hari ini bisa jadi 'sesuatu' di tempat residensi atau dimanapun kita berada nanti. Mudah-mudahan saja gangguan-gangguan mental hari ini bisa mendorong saya buat bikin banyak hal. Mudah-mudahan semua aktifitas bisa berjalan lancar sesuai harapan dan perencanaan, Wish You all Luck and Happiness.

1 komentar:

Rahadian P. Paramita mengatakan...

Bang fahmi iyeu teh? si komay tea?